Ads 468x60px

Health Tips

7 Pertanda Munculnya Penyakit pada Tubuh Kita

Apakah Anda pernah tiba-tiba merasa pusing, sakit perut, dan pengelihatan terasa kabur? Mungkin saja itu pertanda kalau kesehatan Anda sedang terganggu.
Berikut adalah 7 (tujuh) daftar tanda dan gejala yang perlu mendapat perhatian, terkait ancaman penyakit yang mungkin menimpa Anda.
1. Penurunan berat badan tanpa tahu sebabnya Kehilangan berat badan secara tiba-tiba mungkin terdengar sebagai mimpi yang menjadi kenyataan. Tetapi kondisi itu justru bisa menjadi tanda timbulnya masalah kesehatan. Jika Anda kehilangan hingga 10 persen dari berat badan Anda selama enam bulan terakhir - misalnya, jika Anda berat Anda 68 kilogram lalu berkurang sebanyak 7 kilogram - sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter Anda.
Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya dapat memicu munculnya berbagai kondisi serius, termasuk terlalu aktifnya kelenjar tiroid (hipertiroidisme), diabetes, depresi, penyakit hati, kanker atau malabsorpsi.
2. Demam tinggi Demam tidak selalu menjadi tanda akan bahaya. Demam memainkan peran penting dalam memerangi infeksi. Jika Anda pernah mengalami demam selama lebih dari tiga hari, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Demam tinggi adalah sinyal dari infeksi tersembunyi, yang mungkin saja menyebabkan infeksi pada saluran kemih atau tuberkulosis. Dalam beberapa kasus kanker, seperti limfoma, dapat menyebabkan demam berkepanjangan atau persisten. Jika Anda mengalami demam tinggi sekitar  39,4 derajat Celcius atau lebih, segera konsultasi dengan dokter Anda secepat mungkin.
3. Sesak napas
Sesak napas yang terasa lebih parah daripada hidung tersumbat merupakan sinyal kuat telah terjadi masalah kesehatan. Merasa sesak napas ketika berbaring adalah gejala yang perlu segera dievaluasi. Penyebab sesak napas mungkin karena penyakit paru obstruktif kronik, bronkitis kronis, asma, pneumonia, bekuan darah di paru-paru (emboli paru), jantung dan masalah penyakit paru lainnya.
4. Gangguan buang air besar
Konsultasikan dengan dokter jika melihat perubahan yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan terkait masalah buang air besar (BAB) seperti misalnya:
* BAB berdarah, hitam atau lengket * Diare atau sembelit * BAB tiba-tiba (tanpa bisa dijelaskan)
Perubahan kebiasaan buang air besar bisa menandakan adanya infeksi bakteri, seperti campylobacter atau salmonella - atau infeksi virus dan parasit. Adapun risiko lain didalamnya seperti sindrom iritasi usus besar dan kanker usus besar.
5. Bingung atau perubahan kepribadian
Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami:
* bingung tiba-tiba * bingung soal waktu atau tempat (disorientasi) * mengalami masalah dengan konsentrasi atau memori * perubahan kepribadian atau perilaku, seperti menjadi agresif
Perubahan perilaku atau berpikir bisa disebabkan oleh banyak masalah, termasuk infeksi, anemia, gula darah rendah, dehidrasi atau kondisi kesehatan mental. Kadang-kadang obat tertentu turut berkontribusi terhadap kebingungan atau perubahan kepribadian.
6. Cepat kenyang
Jika Anda sering merasa kenyang lebih cepat daripada biasanya (dengan porsi sedikit), ada baiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Perasaan kenyang yang dimaksud, mungkin juga disertai mual, muntah, kembung, dan penurunan berat badan. Jika demikian adanya, pastikan untuk memberitahu kepada dokter Anda tentang tanda-tanda dan gejala juga.
Kemungkinan, penyebab kenyang yang dimaksud dikarenakangastroesophageal reflux disease, atau biasa dikenal GERD, dan sindrom iritasi usus besar. Dalam beberapa kasus, masalah lebih serius seperti kanker pankreas bisa menjadi faktor pemicunya.
7. Sensitif terhadap cahaya Gangguan penglihatan yang disebabkan cahaya kadang menunjukkan perkembangan penyakit migren. Perawatan medis segera dapat membantu mencegah kehilangan penglihatan secara permanen. Migren adalah nyeri kepala berdenyut yang kerap kali disertai mual, muntah. Penderita biasanya sensitif terhadap cahaya, suara bahkan bau-bauan.

sumber: kompas.com




Memetik Manfaat Sehat dari Puasa
Bulan Ramadhan di ambang pintu. Puasa dalam bahasa Arab disebut shaumatau al-shaum, artinya menahan. Pada saat menjalani ibadah tersebut, umat Muslim diwajibkan menahan nafsu, termasuk lapar dan dahaga selama 14 jam.
Saat berpuasa, orang hanya makan dua kali sehari, yaitu sahur dan buka puasa. Normalnya, kita makan tiga kali sehari, pagi, siang, dan malam.  Dengan pengurangan waktu makan tersebut, menurut dr Ari Fahrial Syam, Sp.PD, ahli penyakit dalam dari RSCM Jakarta, tubuh seharusnya lebih sehat.
"Pembatasan kalori selama berpuasa akan berdampak pada penurunan berat badan sekitar 5 persen di akhir puasa. Terjadi juga penurunan kolesterol dan asam urat. Gula darah juga lebih terkontrol," katanya.
Saat kita menjalankan puasa, organ pencernaan merenovasi atau membetulkan sel-sel yang rusak. Kemudian, daya serap pencernaan akan meningkat karena jika usus istirahat, kondisi organ pencernaan akan lebih optimal bekerja.
Berpuasa juga menjadi cara detoksifikasi yang aman dan tepat. Ketika berpuasa, racun-racun, sel lemak, dan juga sel-sel yang mati akan dikeluarkan dari tubuh.
"Dampak lain dari pengurangan kalori adalah mengurangi radikal bebas dan meningkatkan anti-oksidan sehingga akhirnya akan memperlambat proses degenerasi organ-organ tubuh," kata dokter yang mendalami bidang pencernaan ini.
Meski demikian, Ari mengingatkan, manfaat kesehatan tersebut hanya bisa diwujudkan jika kita juga mengendalikan nafsu makan, terutama ketika berbuka puasa. Masalahnya, masih banyak orang yang berpikir kerja keras menahan lapar dan haus seharian harus dibalas dengan makanan yang terbaik saat berbuka.
"Hikmah puasa adalah pembatasan asupan kalori, pembatasan makan. Selayaknya budaya balas dendam saat berbuka  itu kita redam. Kalau kita konsisten menjalani hal ini, mudah-mudahan hikmah mendapat kesehatan setelah berpuasa dapat tercapai," ujarnya.
Kebiasaan menyediakan hidangan yang berlebihan selama bulan puasa, menurut Ari, juga bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan pokok di pasaran. "Sekarang saja harga sembako dan lauk-pauk sudah melambung tinggi," ujarnya.

Sumber: Kompas.com


Normalkah Keringat Anda???

Berkeringat merupakan mekanisme alamiah tubuh untuk menurunkan suhu tubuh. Namun keringat berlebihan juga bisa dipengaruhi oleh penyakit tertentu. Untuk mengetahui apakah keringat yang Anda keluarkan merupakan reaksi normal atau sebuah gejala penyakit, jawab 5 pertanyaan berikut ini.
Apakah keringat berlebih baru terjadi belakangan ini?
Kebanyakan orang yang dengan kondisi hiperhidrosis primer (keringat berlebih) mengalaminya sejak mereka masih kecil atau remaja. Namun, pada kasus hiperhidrosis sekunder, biasanya baru dimulai di usia dewasa dan merupakan gejala sebuah penyakit. Lakukan pemeriksaan kesehatan atau konsultasikan pada dokter Anda.
Berkeringat di seluruh tubuh?
Berkeringat yang normal memiliki pola simetrikal. Jika tangan kiri basah oleh keringat, maka tangan kanan juga demikian. Tetapi jika hanya satu bagian tubuh saja yang basah, besar kemungkinan didasari oleh masalah neurologi atau saraf. Berkeringat hanya di satu bagian tubuh secara random juga perlu diwaspadai.
Diikuti rasa nyeri? Berkeringat yang abnormal (terlalu banyak atau sedikit) namun diikuti oleh rasa nyeri pada bagian tubuh adalah tanda sindrom nyeri regional kompleks. Dalam gangguan ini, kerusakan saraf yang tidak terdeteksi bukan hanya memicu rasa nyeri tetapi juga berpengaruh pada produksi keringat di sekeliling area.
Sering berkeringat di tempat tidur? Anda perlu mewaspadai jika sering terbangun dengan tubuh basah oleh keringat padahal tidur dengan AC. Sering berkeringat saat tidur bukanlah hal normal, penyebabnya bisa karena HIV, efek samping obat antidepresan, penyakit Hodgkin, atau efek samping suplemen niacin.

sumber: kompas.com
Reade more >>